Markaz Al-Farauk

Raih

image
Assalamualaikum,

Inilah Markaz Al-Farauk

Lembaga pendidikan dengan karakter unik di bawah naungan Pimpinan Daerah Persatuan Islam Brebes.

Berfokus dalam Tahfizhul Quran, penguasaan keahlian berbahasa Arab dan Inggris, penanaman ilmu dan akhlaq mulia, yang didukung ijazah penyetaraan agar terjamin kesempatan melanjutkan sekolah ke tingkat berikutnya.

Bercita-cita mengembalikan kekhasan pendidikan Islam yang mampu melahirkan generasi Rabbani yang menguasai Al-Qur'an, berilmu, beramal shalih dan berakhlaqul karimah.


Program Utama
Tahfizhul Qur'an

30 Juz Mutqin dalam 3 tahun

Penguasaan Bahasa Asing

Bahasa Arab dan Bahasa Inggris

Pendidikan Kesetaraan

Paket B/C atau SMP/SMA


SDM
Pengasuh

5 Ustadz

Santri

50 Santri

Alumni

25 Alumni


Target Kompetensi
Hifzhul Quran
Bahasa Arab
Bahasa Inggris
Akhlaq Mulia

5

Pengasuh

100

Santri

50

Alumni

4

Gedung

Mengapa Harus Al-Farauk?

Tahfizhul Qur'an

Menghafal 30 Juz Al-Qur'an hingga mutqin dalam 3 tahun

Bahasa Asing

Keahlian bahasa Arab dan bahasa Inggris

Ijazah Kesetaraan

Penyelenggaraan ujian kesetaraan Paket B/C atau SMP/SMA

Akhlaq Mulia

Penanaman akhlaq mulia dalam kehidupan sehari-hari

Kelas Terbuka

Belajar di mana saja, tanpa ketergantungan terhadap kelas tradisional

Biaya Ringan

Pendidikan berkualitas dengan biaya bulanan yang terjangkau

TERBARU DI AL-FARAUK

Belajar Bersama Abi KH. Salam Russyad, Lc.: Belajar Serius Tapi Santai di Bawah Rindangnya Pepohonan

 

Setiap hari Jumat menjadi momen yang paling dinanti oleh para santri di pesantren ini. Bukan karena hari libur, melainkan karena mereka akan belajar langsung bersama sosok yang sangat mereka hormati dan cintai: Abi KH. Salam Russyad, Lc. Kegiatan belajar ini bukan sembarang belajar. Tidak melulu berada di dalam kelas, tapi justru dilaksanakan di luar ruangan, di bawah rindangnya pepohonan, dengan suasana yang sejuk dan terbuka.

Suasana seperti ini membawa nuansa yang berbeda. Belajar terasa lebih hidup, interaktif, dan penuh semangat. Para santri duduk berkelompok di bangku-bangku kayu, sebagian lagi duduk santai di kursi panjang, membuka kitab-kitab sambil sesekali bertanya dan berdiskusi dengan penuh antusias. Abi KH. Salam Russyad, dengan keteduhan dan kewibawaannya, membimbing para santri dengan pendekatan yang ramah, menyampaikan pelajaran dengan gaya yang mudah dipahami namun tetap sarat makna.

Yang menarik, pembelajaran ini tidak hanya bersifat serius, tapi juga diselingi dengan candaan ringan dan permainan kecil yang membuat para santri merasa nyaman. Mereka tidak hanya menyerap ilmu, tetapi juga belajar berinteraksi, menghargai kebersamaan, dan menikmati proses menuntut ilmu itu sendiri.

Model belajar seperti ini membuktikan bahwa pendidikan tidak harus kaku. Lingkungan yang terbuka, pendekatan yang bersahabat, serta keterlibatan emosional antara guru dan murid ternyata mampu menciptakan suasana belajar yang produktif dan menyenangkan. (Humas Alfarauk)

Belajar dari Kehidupan: Santri Markaz Tahfizh Al-Farauk dan Pelajaran dari Kipas Angin Rusak

 


Setelah menyelesaikan program intensif menambah hafalan Al-Qur’an, suasana di Markaz Tahfizh Al-Farauk tampak lebih santai. Santri-santri yang biasanya tenggelam dalam mushaf, kini tampak beristirahat dan menikmati waktu senggang mereka. Namun, suasana itu berubah menjadi sesi pembelajaran yang tak terduga ketika mereka melihat Ustadz Bagas tengah membongkar sebuah kipas angin yang rusak.


Kipas angin itu sebelumnya memang telah menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Salah satu santri sempat berinisiatif untuk membongkarnya dan mencoba memperbaikinya. Sayangnya, santri tersebut hanya mampu membongkar bagian-bagian kipas tanpa berhasil memperbaikinya kembali. Hasilnya, kipas malah tak bisa dipasang kembali secara utuh.


Melihat hal itu, Ustadz Bagas turun tangan. Dengan keterampilannya, ia mulai membongkar ulang dan memeriksa satu per satu komponen kipas. Proses ini menarik perhatian beberapa santri yang merasa penasaran. Mereka lalu mendekat, bukan hanya sekadar melihat, tapi juga ingin belajar langsung dari apa yang dilakukan sang ustadz.


Apa nya yang rusak, ustadz?” tanya salah satu santri. Ustadz Bagas dengan sabar menjelaskan bagian-bagian mesin, arus listrik, dan penyebab umum kerusakan kipas angin.


Momen ini menjadi pelajaran penting bagi para santri. Mereka belajar bahwa ilmu tidak hanya terbatas pada hafalan dan pemahaman Al-Qur’an, tapi juga pada keterampilan hidup yang bermanfaat. Semangat ingin tahu dan keinginan untuk belajar dari pengalaman nyata menjadi nilai tambah dari pembinaan karakter di Markaz Tahfizh.


Santri tidak cukup hanya pandai membaca Al-Qur’an. Tapi juga harus siap hidup mandiri, tahu cara memperbaiki hal-hal kecil, dan tidak cepat menyerah saat menghadapi masalah,” ujar Ustadz Bagas sambil tersenyum.


Dari sebuah kipas angin rusak, para santri mendapat pelajaran: belajar bisa datang dari mana saja, bahkan dari kejadian yang paling sederhana sekalipun. (Humas Alfarauk)


Santri Kelas 7 Tsanawiyah Markaz Al-Farauk: Perjalanan Pertama yang Penuh Makna ke Kota Bandung

Ahad, 4 Mei 2025 dengan penuh semangat dan keceriaan, para santri kelas 7 Tsanawiyah Markaz Al-Farauk mendapatkan kesempatan istimewa yang akan menjadi kenangan tak terlupakan dalam hidup mereka. Di bawah bimbingan dan pendampingan langsung dari Abi tercinta, KH. Salam Russyad, mereka diajak melakukan perjalanan ilmiah dan rekreatif ke Kota Bandung—salah satu kota besar di Indonesia yang kaya akan sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan.

Perjalanan ini bukan sekadar wisata biasa, melainkan dalam rangka mengikuti sebuah kajian bersama Abi. Dalam kajian tersebut, para santri mendapatkan pelajaran berharga, tidak hanya dari sisi keilmuan tetapi juga keteladanan langsung dari guru mereka. Kehadiran mereka di kajian ini merupakan bentuk nyata semangat menuntut ilmu yang dibalut dalam kebersamaan dan kekeluargaan.

Setelah sesi kajian selesai, para santri diajak berkeliling Kota Bandung. Mereka mengunjungi beberapa sudut ikonik kota tersebut—mulai dari kawasan KC Utama Bandung hingga Jalan Braga yang terkenal dengan nuansa klasik dan artistiknya. Dalam gambar pertama terlihat para santri berdiri di depan sebuah gedung tinggi dengan ekspresi bahagia dan penuh semangat. Sementara pada gambar kedua, tampak mereka menyusuri jalan Braga, dengan raut wajah ceria dan penuh kekaguman terhadap keindahan kota yang baru pertama kali mereka kunjungi.

Perjalanan ini menjadi momen pertama kalinya bagi sebagian besar dari mereka menginjakkan kaki di Kota Bandung. Tak heran, kebahagiaan begitu terpancar dari wajah-wajah muda yang penuh rasa ingin tahu itu. Mereka berjalan bersama, tertawa bersama, dan menyimpan kenangan bersama yang akan terus mereka kenang hingga dewasa kelak.
Perjalanan ini bukan hanya tentang rekreasi, tapi juga sarana pembentukan karakter dan pengalaman hidup. Melalui interaksi dengan lingkungan luar pondok, para santri belajar menghargai perbedaan, memperluas wawasan, serta menguatkan ukhuwah islamiyah.

Semoga kegiatan seperti ini terus dilestarikan dan menjadi bagian dari metode pendidikan di Markaz Tahfizh Al-Farauk. Karena sejatinya, pendidikan terbaik adalah yang mampu menggabungkan ilmu, pengalaman, dan nilai-nilai kehidupan. (Humas Alfarauk)

Keseruan Santri Tsanawiyah Markaz Tahfizh Al-Farauk Saat Bermain "Ji Sam Su"

 

Kehidupan di pesantren tidak hanya diisi dengan kegiatan belajar dan menghafal Al-Qur’an, tetapi juga momen-momen menyenangkan yang mempererat ukhuwah antar santri. Salah satu kegiatan ringan namun penuh keceriaan adalah saat para santri Tsanawiyah bermain permainan tradisional “Ji Sam Su”.

Dalam sebuah momen yang tertangkap kamera, tampak para santri dengan semangat dan keceriaan bermain di atas panggung aula. Suasana riuh rendah dipenuhi tawa dan sorak-sorai mereka saat satu per satu melompat maju sambil mengadu gerakan tangan khas ji sam su - batu, gunting, dan kertas.

Permainan sederhana ini bukan sekadar hiburan, namun juga sarana melatih ketangkasan, reaksi cepat, serta menjalin kebersamaan di antara mereka. Ji sam su menjadi alternatif pelepas penat setelah kegiatan hafalan yang padat. Tidak ada yang kalah atau menang yang terlalu serius di sini, yang ada hanyalah canda, gelak tawa, dan semangat kekeluargaan yang begitu terasa.

Markaz Tahfizh Al-Farauk sendiri dikenal sebagai lembaga yang tidak hanya menekankan pada capaian hafalan, tapi juga pembinaan karakter dan kebersamaan. Dengan fasilitas yang memadai dan suasana yang mendukung, para santri tumbuh dalam lingkungan yang seimbang antara ilmu dan keceriaan.

Kebersamaan seperti ini menjadi kenangan indah yang akan mereka ingat hingga dewasa kelak—bahwa di balik perjuangan menghafal kalamullah, ada tawa dan keceriaan yang menemani langkah mereka setiap hari. (Humas Alfarauk)

Kajian Ibu-Ibu Setiap Hari Senin dan Kamis Sore di Markaz Tahfizh Al-Farauk

 


Di tengah hiruk-pikuk aktivitas harian, sekelompok ibu-ibu tetap istiqamah menghadiri kajian rutin yang diselenggarakan setiap hari Senin dan Kamis sore di Aula Kisai, Markaz Tahfizh Al-Farauk. Kajian ini menjadi salah satu kegiatan unggulan yang memperkuat nilai-nilai keislaman, membahas tafsir Al-Qur’an dan hadits dari kitab Bulughul Maram, yang diasuh langsung oleh KH. Salam Russyad, Lc., pengasuh sekaligus Mudir Aam Markaz Tahfizh Al-Farauk.

Dalam suasana yang tenang dan bersahaja, para ibu-ibu tampak duduk melingkar dengan penuh semangat dan antusias. Mushaf Al-Qur’an dan buku catatan menjadi teman setia mereka selama kajian berlangsung. Kegiatan ini bukan hanya sebatas mendengarkan, namun juga mengkaji dan mendalami makna ayat dan hadits, serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

KH. Salam Russyad, dengan pendekatan yang hangat dan metode penyampaian yang jelas, mampu menjadikan kajian ini mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Tidak hanya menyampaikan ilmu, beliau juga memberikan motivasi keagamaan yang membangun spiritualitas dan semangat para jamaah untuk terus memperbaiki diri.

Gambar yang diambil saat kajian berlangsung memperlihatkan kekhusyukan dan kedekatan antara murid dan guru. Banner “30 Juz” yang terpampang di aula mencerminkan visi besar Markaz Tahfizh Al-Farauk dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur’an yang juga memahami isi dan maknanya secara mendalam.

Kajian rutin ini menjadi momen berharga bagi para ibu-ibu untuk mengisi waktu dengan ilmu yang bermanfaat, mempererat ukhuwah Islamiyah, serta membentuk keluarga dan lingkungan yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Markaz Tahfizh Al-Farauk terus berkomitmen menjadi pusat pembelajaran yang membawa keberkahan bagi masyarakat. (humas Alfarauk)

Kebersamaan dalam Iman: Santri Markaz Tahfizh Al-Farauk Murojaah Bersama untuk Memperkuat Hafalan Al-Qur'an

 



Di tengah riuhnya dunia modern yang penuh distraksi, suasana damai dan khidmat terpancar dari Markaz Tahfizh Al-Farauk. Setiap usai melaksanakan shalat Dhuhur, Ashar dan Magrib, para santri dengan penuh semangat berkumpul untuk satu tujuan mulia: murojaah bersama, memperkuat hafalan Al-Qur'an yang telah mereka tanamkan dalam hati.

Dalam barisan rapi membentuk lingkaran, para santri duduk bersila, masing-masing membawa mushaf di tangan. Dengan mengenakan pakaian seragam bernuansa biru gelap dan kopiah hitam, kesungguhan mereka begitu terasa. Mereka melafazkan ayat-ayat suci dengan suara lirih namun jelas, saling mengoreksi dan menguatkan satu sama lain. Setiap bacaan tidak hanya menjadi latihan hafalan, tetapi juga mempererat ukhuwah dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam menjaga Kalamullah.

Program murojaah ini tidak sekadar rutinitas, melainkan bagian dari metode pendidikan di Markaz Tahfizh Al-Farauk yang menekankan pentingnya istiqamah (konsistensi) dalam menjaga hafalan. Dengan membiasakan diri membaca bersama seusai shalat wajib, para santri melatih kedisiplinan, memperkuat daya ingat, dan menghidupkan sunnah dalam keseharian mereka.

Tak hanya soal hafalan, murojaah berjamaah ini juga menjadi momen berharga untuk membentuk karakter: mengajarkan nilai kebersamaan, menghargai pendapat teman, dan membiasakan diri untuk senantiasa rendah hati menerima koreksi. Bagi para santri, setiap ayat yang dilantunkan adalah bekal cahaya yang akan menerangi perjalanan hidup mereka kelak.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)

Di Markaz Tahfizh Al-Farauk, cita-cita mulia itu sedang diwujudkan hari demi hari, di sela waktu-waktu terbaik, dalam semangat kebersamaan yang penuh berkah. Murojaah bukan sekadar mengulang hafalan, melainkan juga sebuah perjalanan mendekatkan diri kepada Allah, bersama sahabat-sahabat seperjuangan.

Karena sejatinya, menghafal Al-Qur'an bukanlah akhir, tetapi awal dari kehidupan yang selalu terpaut dengan kalam Ilahi. (Humas Alfarauk)

Kursi Terbatas

Hanya untuk 30 orang